Kamis, 06 Agustus 2009

Burung Pun Tahu Balas Budi

Kakek Romo, kakek saya yang sehari-hari bekerja sebagai petani, tergolong unik. Wajahnya terlihat sangar dan selalu serius saat berbicara. Namun dibalik keangkerannya itu, beliau adalah seorang penyayang binatang. Ia sering membeli burung yang dijual anak kampung, bukan untuk dipelihara tetapi untuk dilepaskan kembali ke alam bebas.

Suatu hari, Kakek Romo bertemu seseorang yang membawa satu sangkar besar berisi puluhan burung jalak. Saking banyaknya, suara burung itu riuh rendah, ramai sekali. Kata si penjual, burung-burung itu ditangkap menggunakan jaring yang dipasang di kebun tebu milik pabrik gula di Trangkil, Pati, Jawa Tengah
Kakek Romo, langsung membeli semua burung itu. Sampai-sampai si penjual terbengong-bengong akibatnya. Apalagi ketika ia tahu Kakek Romo ternyata bermaksud melepasnya.
Begitu selesai membayar, Kakek Romo membuka sangkar burung yang besar itu lebar-lebar. "Bebaslah kalian, bernyanyilah di alam bebas!". Katanya sambil membiarkan burung-burung jalak itu berebutan keluar dari sangkar.
Beberapa bulan kemudian setelah kejadian itu, sawah ladang di desa kami diserang hama ulat. Semua kacang yang ditanam penduduk desa ludes dimakan ulat. Yang aneh, tanaman kakek seperti tidak terjamah ulat sama sekali. Ketika semua petani mengeluh tidak bisa panen, Kakek Romo panen besar.
Rupanya keanehan ini masih ada hubungannya dengan burung jalak. Ladang kakek bisa terbebas dari ulat karena tiap hari sekawanan burung jalak "Menjaga" kacang di ladang itu. Mereka memakan ulat-ulat yang menjadi hama di ladang kakek. Ah, rupanya burung jalak pun bisa membalas budi

0 komentar:

Posting Komentar